Kota Malang juga Kota Pintar

concept miniature globe showing the various modes of transport and life styles in the world, isolated on white background

Perkembangan jumlah peduduk Kota Malang yang bertambah dari tahun ke tahun mengharuskan Pemerintah Kota Malang membangun satu konsep yang dapat diminati dan dapat dilaksanakan secara mandiri dan berkelanjutan dalam mewujudkan kesejahteraan warganya.

Tuntutan menjadi Kota Pintar (Smart City) menjadikan Pemerintah Kota membuat berbagai kegiatan yang dapat menarik dukungan masyarakat dalam upaya peningkatan kenyamanan dan kesejahteraan. Dalam kebijakan Walikota Malang 2013 – 2018 tercantum slogan Malang Bermartabat, sebagai satu upaya yang dapat dilakukan bersama, berbagi peran untuk kemudian menikmati hasilnya secara bersama.

Setiap kota memiliki latar belakang budaya yang berbeda, dan masalah yang berbeda pula, maka dari itu penyelesaian dan penanganan masalah sosial tiap kota akan berbeda satu sama lain. Namun Smart City Platform dengan sistem yang terintegrasi akan dapat menciptakan interaksi yang cepat dan tepat sasaran antara pemerintahan sebagai penentu kebijakan, masyarakat sebagai penerima manfaat, serta teknologi yang membangun konektivitas, sehingga akan tercapai suatu solusi yang efektif.

Penerapan teknologi yang tepat guna di dalam pengembangan Smart City dipercaya akan berdampak pada peningkatkan pelayanan publik, khususnya di dalam mengatasi berbagai permasalahan perkotaan seperti kesehatan, pendidikan, polusi, sampah, transportasi dan lainnya. Hal ini pun senada dengan riset Bank Dunia yang menyatakan bahwa Peran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) akan mampu mendorong pertumbuhan sosial dan ekonomi yang lebih tinggi, dimana peningkatan penetrasi broadband sebesar 10 persen memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) sekitar 1,21 persen hingga 1,38 persen.

Platform ini dipercaya akan dapat menjadi sumber informasi pemerintah di dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat berdasarkan informasi real time yang dikirimkan oleh sensor-sensor yang terhubung dalam satu kesatuan sistem.

Ada tiga hal yang diperlukan untuk membangun Smart City. Yang pertama, masyarakat sebagai pengambil keputusan. Kedua, proses merupakan tata kelola dan peraturan yang diperlukan berupa data dan aspek-aspek sebelum pengambilan keputusan, Yang ketiga, teknologi digunakan untuk mengimplementasikan dan mengoptimalkan penggunaannya dalam mengatasi setiap masalah.

Setidaknya ada enam indikator yang bisa dicapai. Pertama, smart living(gaya hidup cerdas, yang mengutamakan kecermatan, kepraktisan, dan kreativitas). Kedua, environment (lingkungan). Ketiga, utility (prasarana). Keempat, economy (ekonomi). Kelima, mobility (mobilitas). Keenam,people (manusia atau masyarakat).

 Ario@monoari8

Tinggalkan Balasan